WELCOME TO MY BLOG HAVE A NICE BLOGING FROM THIS BLOG (BOOMS FAISAL)....^^

Rabu, 06 April 2011

from zero 2 hero

Siapa sangka dari lantai dua Stasiun Depok Baru, terdengar alunan indah dari gesekan biola. Terutama setiap hari Minggu pada pukul satu siang hingga lima sore saat para anggota komunitas biola Depok sedang berlatih. Komunitas biola yang menamakan dirinya Autodidact Violin Community Depok ini merangkul para anak muda dari berbagai latar belakang yang berbeda mulai dari kalangan mampu hingga pengamen jalanan.


 Semuanya disatukan dalam satu bahasa yang universal, musik. Teguh Iwan Kuncoro, pengajar biola dan pendiri komunitas, mengaku dirinya terpanggil untuk mengamalkan ilmunya ke anak-anak untuk mengenal musik, terutama biola, tanpa memandang latar belakang mereka. Pria yang akrab dipanggil Wando Pirasto ini tak memberikan perlakuan istimewa pada salah satu murid didiknya, meski ia berasal dari kalangan mampu.
Wando mengakui, cita-citanya adalah membentuk komunitasnya menjadi suatu orkestra biola. “Niat saya ingin membuka pilar antara miskin dan kaya yang ingin belajar biola. Selain itu, memberikan pemahaman kepada mereka, jika mereka sudah bisa main biola dapat mengajarkan yang belum bisa,” jelasnya. Sedangkan nama Autodidact Violin Community ada sejarahnya tersendiri. Wando membeberkan dirinya memberikan pelajaran biola bukan dengan cara yang akademis. Sebab,  latar belakang kemampuannya bermain biola dengan cara otodidak. “Latar belakang saya pengamen jalanan dan bangga menjadi pengamen jalanan yang memberikan ilmu kepada anak dari berbagai kalangan,” ungkapnya.
Pria kelahiran 40 tahun yang lalu ini menjelaskan, ia membuka tiga kelas, kelas A dari teknik biola, kelas B dan C adalah kelanjutan dari pelajaran biola. “Sekarang, ada sekitar 70 murid, namun tidak semuanya belajar biola hingga selesai. Ada yang iseng kemudian keluar, ada juga yang belajar serius karena mungin melihat biayanya relatif murah, sekitar tujuh puluh lima ribu rupiah,” ujar Wando Pirasto yang menceritakan bahwa murid-muridnya ada yang berasal dari Bogor dan Jakarta.

Wando mengatakan, bermain biola itu memang terlihat sulit, namun jika berlatih dengan rutin dan serius dapat mahir.  Satu-satunya hambatan dalam keinginan berlatih biola adalah kepemilikan biola, mengingat harga alat musik biola tidaklah murah. “Memang mahal, namun saya mencari alat yang lebih murah. Produk Cina sudah cukup untuk kelas pemula. Saya kira yang penting bukan biola-nya yang bagus, tapi permainan yang bagus,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar